Dalam kesempatan ini, Sandiaga Uno mengenang perjalanan panjang pembangunan Menara 165, yang pada awalnya hanyalah sebidang lahan kosong tanpa kepastian pendanaan maupun jaminan keberhasilan. Namun, Sandiaga salut kepada Ary Ginanjar yang memiliki satu prinsip dan selalu di pegang teguh yakni “keyakinan dan optimisme."
Sandiaga Uno bercerita, "Ini saya inget banget di awal-awal sama Pak Ary Ginanjar sebelum adanya Menara 165. Waktu itu hanya ada sebatas lahan saja. Dan Pak Ary waktu itu datang ke recapital. Pak Ary datang di awal beliau menggagas gedung ini.
Dan itu it was an idea. Financing gak ada, tanah ada tapi masih milik orang. Tapi karena Pak Ary itu tipe orang yang optimis, Pak Ary sudah membayangkan dan sudah punya gambar terkait berdirinya Menara 165.
Jadi beliau menampilkan ini terus saya lihat wah hebat juga. Lalu mimpinya diceritakan. Jadi bukan hype tapi hope. Kalau anak-anak sekarang kan banyak yang hype. What is the hype? tapi dia menampilkan hope.
Jadi staying optimistic itu menular, menularnya ke saya. Saja jadi ikut optimis. Pada saat itu alhamdulillah kita kerjasama. Pak Ary bilang ke saya, pokoknya Pak Sandi underwrite yah. 4 atau 5 lantai diambil oleh grupnya Pak Sandi. Padahal di saat yang bersamaan saya juga baru pindah kantor itu.
Singkat cerita, walaupun tertatih-tatih akhirnya gedung ini terbangun dan pada puncaknya bisa diselesaikan serta diresmikan.
Jadi saya merinding sekali bahwa pada saat itu tanpa punya plan yang sangat detail, financingnya belum tau darimana, dan lain sebagainya. Namun Pak Ary dengan optimis bisa mendirikan sebuah gedung yang mungkin tertinggi di wilayah selatan Jakarta pada eranya."
Sisi lain, Ary Ginanjar merespon paparan dari Sandiaga Uno yang bercerita tentang pembangunan Menara 165 tersebut.
"Sebuah ide, jika diperjuangkan dengan tekad yang kuat, akan bertransformasi menjadi kenyataan. Bukan sekadar impian, tetapi harapan yang terus diperjuangkan.
Perjalanan ini membuktikan bahwa kesuksesan tidak selalu bergantung pada kesiapan sumber daya, tetapi pada keberanian melangkah, visi yang jelas, dan keteguhan dalam menghadapi tantangan.
Semangat inilah yang saya ingin tanamkan kepada seluruh mahasiswa ESQ Business School dan UAG University sebagai bekal mereka untuk menjadi pemimpin hebat di masa depan, Indonesia Emas 2045.
It’s not about the asset you have, but the mindset you grow," tuturnya.